Tuesday, April 10, 2012
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari." (Mama, 84)
Pramudya Ananta Toer ___ Anak Semua Bangsa
Wednesday, March 28, 2012
Kunjungan Ke Rumah Zero Waste Milik Supardiyono Sobirin
Bandung -Ditemani matahari pagi
yang menyehatkan, tim trainer beserta staf dan relawan dari YPBB(Yayasan Pengenmbangan Biosains dan Bioteknologi) melakukan kunjungan ke rumah Supardiyono Sobirin di jalan Alfa 92 Cigadung
(Sabtu,24/3/2012).
“Selamat datang di rumah saya,
Rumah Zero Waste,” sambut bapak Sobirin menyambut kedatangan rombongan tim trainer, staf, dan relawan dari
YPBB yang ingin mengetahui bagaimana keluarga beliau mengolah sampah rumah tangga yang dihasilkan.
Suparyono Sobirin, pemilik rumah 'zero waste' |
Ternyata kali ini bukan YPBB saja
yang melakukan kunjungan, di halaman depan rumah Sobirin telah berkumpul pula perwakilan warga
dari desa cilengkrang yang diteman oleh bapak camatnya. Tujuan kedatangan
mereka adalah untuk belajar untuk tentang pengelolaan sampah skala rumah
tangga.
Berkaitan dengan Rumah Zero Waste,
bapak Sobirin menjelaskan semenjak empat tahun lalu beliau menganut prinsip
“Zero Waste” yang beliau aplikasikan mulai dari rumah beliau sendiri dan
berlanjut menulari warga -warga disekitar . “Rumah Zero Waste”yang berarti
rumah yang sama sekali tidak menghasilkan sampah.
Apakah itu mungkin terjadi?
Mungkin saja. Rumah Zero Waste bermula dengan
pemisahan sampah. Menurut Sobirin, sampah rumah tangga yang dihasilkannya
sekitar 60% berupa sampah organik ──persentase ini tidak selalu tetap,
dapat berubah setiap harinya──, 40% sampah lain yang terbagi lagi
atas: 20% sampah plastik; 10% sampah
kertas; dan 10% sampah lain-lain.
Setelah dilakukan pemisahan sampah, tahap selanjutnya pengolahan dan
pemanfaatan. Untuk sampah plastik, dilakukan pemilahan antara botol dan plastik
bekas makanan. Sampah yang telah dipilah di cuci hingga bersih. Untuk
botol-botol diberikan pada pemulung dan plastik bekas makanan dapat dikreasikan
menjadi kerajinan tangan.
Sampah organik… Untuk jenis sampah
yang satu ini, Pak Sobirin mengolahnya dengan beberapa metode. Untuk sampah
basah seperti peuyeum,bongkol pisang,
kencing serta kotoran kelinci diolah menjadi mol (pupuk cair). Ada tiga jenis mol
yang diproduksi oleh bapak Sobirin dipekarangan rumahnya yaitu mol peuyeum ( membantu
pengomposan sampah dan mempercepat pembentukkan buah), mol air kencing kelinci
(mempercepat pembentukkan buah dan
pertumbuhan daun), dan mol bongkol pisang (mempercepat pembentukkan buah
dan pertumbuhan daun). Untuk membuat mol
diperlukan ¾ dari volume tempat untuk
air, satu kilogram gula, enam gelas air kelapa, serta satu kilogram bahan baku.
Setelah dicampur dan diaduk didiamkan selama empat hari. Di hari kelima, mol
sudah siap digunakan sebagai pupuk cair atau pun untuk pengomposan.
Jenis Mol yang diproduksi oleh Bapak Sobirin Supardiyono |
Sampah dipekarangan rumah seperti
daun, ranting, bangkai tikus, dan lainnya difermentasi secara aerob maupun
anaerob yang menghasilkan pupuk kompos. Pengomposan secara aerob, Pak Sobirin
sengaja membuat bak khusus dengan ukuran 1m x 1m x 1m disamping rumah dengan
berventilasi. Bagian bawah khusus di design memiliki pintu agar dapat
memanen kompos. Sampah pekarangan di potong kecil kecil lalu
ditumpuk didalam bak. Setiap hari dilakukan pengadukkan dan setaip tiga hari
sekali diberi campuran ketiga mol. Hasil pengomposan secara aerob dapat dipanen
setelah satu bulan. Pengomposan secara anaerob dilakukan di halaman dengan
bagian atas ditutup. Sampah yang akan dikompos, sengaja biarkan bersentuhan dengan
tanah. Proses yang dilakukan sama dengan proses pengomposan secara aerob. Panen
hasil untuk pengomposan ini dapat dilakukan setelah enam bulan.
Selain itu, prinsip segala sesuatu
itu dapat diolah dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat dapat terlihat di
pekarangan belakang rumah Pak Sobirin. Di pekarangannya yang luas itu terdapat
kandang kelinci, penampungan air hujan, dan pengolahan limbah cuci dapur. Kotoran dari
kelinci berserta kencingnya, beliau manfaatkan menjadi mol.
Untuk air bekas cucian dapur, Pak
Sobirin membuat treatmen khusus. Beliau membuat kolam kecil bertingkat tiga
seluas satu meter persegi. Tingkat ketiga terdiri dari dua kolam kecil. Kolam
satu berukuran 40 cm x15 cm dan kolam dua 40 cm x25 cm. Antar kolam dibatasi
dinding beton tipis dan berlubang sebagai saringan. Selain itu, pada kolam satu
juga diberi busa karet yang berfungsi sebagai penyaring. Kolam tiga yang
berukuran 60 cm x 40 cm berada pada tingkat kedua. Kolam ini menampung air yang
berasal dari kolam dua dan mengalirkan air ke kolam 4 (kolam terbesar yang
berukuran 100 cm x 60 cm) yang terletak didasar melalui pipa paralon. Kolam 2,3, dan 4 bisa di jadikan “taman air
limbah” dengan menanam tanaman air (teratai, melati air, enceng) sebagai
penyerap bahan pencemar dalam air bekas cucian atau kolam ikan (jenis ikan yang
tahan hidup dalam bekas air cucian dapur).
Air hujan yang turun di halaman
rumah beliaupun ikut dimanfaatkan. Beliau menampungnya dan menanfaatkannya untuk menyiram tanaman, dan mencuci tangan setelah membersihkan
pekarangan. Menampungan air ini tidak memiliki treatmen khusus. Menurut beliau,
air hujan tidak perlu di treatmen lagi karena di alam sendiri proses tersebut
telah dilakukan. Namun Tian, salah seorang relawan YPBB, memiliki pandangan lain. Air hujan pada zaman sekarang sudah terkena polusi asap
pabrik, kendaraan dan polusi-polusi lain sehingga perlu treatmen khusus untuk
menguranginya
Sebisa mungkin tidak ada sampah
yang keluar dari rumah’ merupakan prinsip dianut oleh keluarga Pak Sobirin yang
dapat ditiru oleh keluarga lain untuk mengurangi sampah dari rumah.__Hani
Foto Bersama, Volunteer, Staff YPBB dan Pak Sobirin Supardiyono |
Labels:
expedisi dan eksplorasi,
inspirasi,
learning,
lingkungan
Friday, February 17, 2012
Acak Kadut Publikasi Maya
"Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),Pub·li·ka·si n 1 pengumuman; 2 penerbitan. Sehingga umum dapat disimpulkan bahwa
publiasi adalah kegiatan memberitahukan/ mengumumkan suatu kegiatan, event,
kampaye, ataupun produk kepada masyarakat luas dengan tujuan tertentu."
Sebelum internet
merambah keseluruh pelosok, publiasi biasanya dilakukan dengan cara penempelan
pada papan pengumuman, pembagian flayer, bosur,atau pamphlet, poster, dan media
massa. Untuk publikasi menggunakan media massa biasanya dikenakan tarif
tertentu berdasarkan iklan yang akan ditayangkan, durasi serta pertimbangan
lain. Publikasi ini terasa memberatkan disebabkan karena harus mengeluarkan
ongkos tambahan.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi
cara orang dalam mempublikasikan sesuatu event, kampaye, atau pun produk
dagangan. Banyaknya jaringan pertemanan seperti Facebook, Twitter, Koprol, Blog
dan sebagainya, memudah dalam mempublikasikan sesuatu.
Contoh keluhan salah satu pengguna Facebook |
Contoh mudah, dalam penggunaan Facebook, publikasi dilakukan
dengan berbagai cara seperti update status, upload foto dan tag foto,
menggunakan akun FB khusus ataupun menciptakan group serta fan page. Pada
awalnya cara ini cukup efektif karena updatean informasi diterima secara cepat
namun kelama- lamaan hal ini mengganggu kenyamanan dalam menggunakan social
networking. Update-update yang berisi promosi dan publikasi ini terkadang
memenuhi home pengguna social networking sehingga update-an penting tertutup dengan updatean publikasi. Banyak
pengguna social networking yang mulai mengeluh.
Selain itu, publikasi dalam bentuk taggin foto juga terasa
mulai mengganggu. Mulai dengan meng-tag barang-barang yang dijual dionline shop
hingga publikasi acara yang acak-kadut menghiasi foto-foto, wall, atau status kita.
Benar adanya publikasi melalui media maya sekarang sedang
booming dan efektif-efektifnya. Namun ada yang dilupakan oleh orang yang
menerbitkan publikasi maya. Jika suatu event telah dilaksanakan atau barang
dionline shop telah sold out, dimohon untuk membersihkan publikasi dan promo
yang telah dibuat. Maksud membersihkan disini mengromove tag foto yang berisi
event atau sale yang telah dipromosikan. Jangan sampai kita mengurangi sampah
dalam kehidupan nyata tapi membuat sampah baru dalam didunia maya. Mungkin
sebagian orang tidak terlalu memperdulikan hal ini, namun ada sebagian lain
yang terganggu dengan publikasi semacam ini. Ingat hal yang kita lakukan
menyangkut dengan orang lain juga.
Salah satu publikasi kadarluarsa |
Subscribe to:
Posts (Atom)